Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

LTSI ARCA10

 Aku duduk di teras belakang rumahku. Sebuah buku bersampul merah muda menemaniku. Buku ini adalah sebuah novel karya salah satu penulis Indonesia. Judulnya "About Love". Aku baru selesai membaca separuh buku ini namun rasanya aku sudah benar-benar terlarut dalam alur kisahnya.  Terlihat dari balik pintu, ibu datang dengan secangkir teh. Ia terlihat tersenyum dan mendudukkan diri di sampingku. Aku segera menutup novel yang tengah ku baca dan fokus pada ibu yang kini tengah mengelus kepalaku.  "Ini ibu bawain kamu teh buat nemenin kamu. " Ucap Ibu ramah.  Aku tersenyum menyambut teh yang ibu bawa kemudian mencicipinya. Rasanya manis dan baunya juga harum. Teh racikkan tangan ibu-ibu kampung ini rasanya benar-benar nikmat. Karena kami tinggal di dataran tinggi dan tak jauh dari kebun teh, maka si pemilik kebun mengizinkan ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan untuk ikut serta dalam pengolahan teh.  "Ibu bersyukur kamu sekarang sudah bisa kuliah seperti cita-cita ...

LTSI ARCA9

 Aku keluar dari dalam kelas. Tiba-tiba Fakhran muncul dan menarik tanganku menuju ke arah mading. Reva yang masih di dalam kelas mengikuti kami dari belakang.  "Ada apa si Ran? " Tanyaku heran.  "Lo liat di mading. Sekarang lo bakalan tau penyebabnya kenapa semua orang sinis sama lo." Ucap Fakhran.  Banyak orang berkumpul di mading. Aku merasakan firasat jelek. Perlahan aku melangkah menuju mading. Orang-orang yang tengah berkerumun memberiku jalan sambil terus menghujaniku dengan tatapan yang tak biasa.  Aku melihat sebuah tulisan yang diketik rapi terpampang dengan memperlihatkan fotoku dan Pak Ammar berdua di taman. Aku membacanya dengan saksama.  Aku menarik napas berat. Air mataku menggenang. Tulisan ini menyatakan fitnah terhadapku. Bahwa aku yang mendekati Pak Ammar dan terus berusaha membuatnya jatuh cinta padaku, dan aku bukanlah wanita baik-baik seperti yang dipikirkan banyak orang. Justru semua kebaikan dan sikapku tak lebih dari alat untuk mena...

LTSI Arca8

   Jika sampai usiaku Wahai Allah,  Akan ada masanya aku Kau pertemukan dengan asal rusukku. Orang yang akan menuntunku menjadi wanita yang lebih baik.  Akan ada masanya, Ayah melepasku dan menjatuhkan tanggungjawab atasku kepada orang lain. Akan ada hari-hari yang kami habiskan dan kami hadapi bersama. Dan aku akan hidup dengan keluarga baruku. Keluarga kecilku yang damai dengan alunan kalam para penghapal Al-Qur'an. Keluarga, yang baik dan buruknya akan kami jaga bersama, kami simpan rapi untuk perjalanan kami sampai ke surga.  Ku harap, imamku adalah jalan surgaku, jalan ketaatanku, jalan cintaku, dunia dan akhirat. Tempat dimana segala rasa sakitku mati. Orang yang akan menyayangiku karena Allah. Tempatku menaruh setia, tempatku taat dan patuh pada setiap bimbingan ketaatannya. Lillahi ta'ala.  —Adzalia Rumaisha— ••• Aku berjalan beriringan dengan Fakhran dan Reva. Hari ini, Fakhran akan menraktirku dan Reva karena ia telah resmi berpacaran dengan Ranti...

LTSI Arca7

 Arca7 Reva tersenyum dari layar ponselku. Ia senang membicarakan tentang Fadly pacarnya dari Fakultas Hukum. Mereka baru jadian satu minggu lalu. Jika aku mendengar setiap cerita Reva, aku selalu ikut bahagia mengingat ia juga bahagia. Fadly benar-benar menjaganya dengan baik. Ia bahkan berniat akan melamar Reva setelah lulus kuliah nanti.  "Oh ya Za, Fadly bilang sesuatu loh tentang lo. " Ucap Reva sambil membenarkan posisi rebahannya.  Aku mengerutkan dahi sambil sibuk mengunyah camilan. "Bilang apa? " Tanyaku penasaran.  "Katanya gosip soal lo udah nyebar di kampus. Anak Fakultas Hukum juga udah pada tau soal ini. Tapi lo kok nggak pernah cerita si ke gue? " Ucap Reva membuatku terkelu seketika.  Aku terdiam. Ini pasti soal lamaran Pak Ammar padaku. Aku bingung sejujurnya. Siapa orang yang menyebarkan berita ini.  "Berarti benerkan dugaan gue? Pak Ammar beneran suka sama lo. Lagian lo juga si nutup-nutupin terus kenyataan. " Lanjut Reva.  ...

LTSI Arca 6

Reva dan Fakhran duduk di kursi tak jauh dariku. Mereka melihat ke arahku yang tengah duduk sendiri di bangku belakang kelas. Fakhran sengaja datang ke kelasku. Aku tahu sedari tadi mereka tengah berbisik membicarakanku aku mengerti jika mereka aneh melihat sikapku yang terkesan mendadak cuek dan pendiam. Jujur pertemuanku dengan Devan kemarin masih mempengaruhi sikapku. Aku  unmood untuk melakukan banyak hal, bahkan untuk sekedar menyapa teman-temanku. Tiba-tiba Reva dan Fakhran menghampiriku. Keduanya mendudukkan diri di dekatku. Kulihat mereka menatapku bergantian. Sementara aku hanya pura-pura tak peduli dan tertunduk melihat buku di hadapanku. " Lo kenapa sih Za? Dari pagi kelihatannya Murung terus. Lo lagi ada masalah ya?" Tanya Fakhran memastikan keadaanku. Aku menggeleng pelan. Perlahan aku mengangkat kepala dan melihat keduanya bergantian. "Aku nggak papa kok. " Ucap ku sambil memaksakan senyuman. "Gue gak yakin lo gak kenapa-kenapa." Ucap R...