Yang Tumbuh, dan Sedikit Rubuh
Aku mengelu. Ditengah rasa yang ribuan kali mendera. Dibawah nabastala yang kelam merutuki keadaan semesta. Dalam naung hangat yang perlahan membeku. Diteduhi pohon yang menua dengan dedaun rindang yang hampir layu. Aku beku. Dalam ruang yang tak dapat ku gambarkan. Diterkam harap yang menyelinap, meraup cinta dan membunuh rasa percaya. Lenteraku hampir padam. Dan dunia masih hanya diam dan menyaksikan. Bukan sebab ia enggan memberi bantuan. Namun ia hanya ingin melihat kami pulang dengan penuh kesungguhan. Aku tumbuh, menyambut kuasa yang tak dapat ku lukis lewat kata-kata. Menebas sisa hari yang menanti untuk ku bunuh satu persatu. Ku singkirkan. Ku habiskan. Ku lenyapkan. Aku berdiri, dengan batang kecil yang hampir saja kokoh. Dedaun tipis yang perlahan merindang. Serta bunga-bunga lesu yang perlahan mekar. Dunia mengizinkanku bahagia. Tersisa 28 untuk menuju 29. Hampir saja, aku benar-benar tumbuh. Namun sisi lainku rubuh.Ditikam seorang putri yang men...