Gaun Putri dan Baju Zirah
Selamat pagi Tuan.
Aku ingin tahu, apa yang kau rasakan ketika terbangun dari lelapmu pagi ini? Aku hanya menerka bahwa kau tengah merindukan sesuatu. Aku pun menduga bahwa kau sedikit lelah dan ingin pulang ke rumah.
Tuan, dari jauhku, aku tak sanggup melakukan apapun selain membisikkan butiran harap, pada muka bumi, di tiap akhir sujudku. Sebab yang ku tahu, bisik kecil itu, akan menyelinap menuju muka semesta, mengetuk pintu, menembus ufuk, menemui Keagungan, dan menggemakan suaraku di antara riuh para penduduk langit.
Aku tak tahu Tuan, apa yang membuatku menjadi seperti ini. Yang aku tahu, aku hanya tengah mengganti gaun putri yang selalu ku kenakan, dengan baju zirah tangguh yang telah semesta sediakan.
Aku bahkan tak tahu, apa yang menungguku di depan sana. Yang ku tahu, apapun yang akan ku temui kelak, aku tak lagi sendiri. Aku telah memiliki seorang ksatria tangguh, yang menjelma menjadi seorang raja, yang kelak akan memasangkan ku sebuah mahkota.
Tuan, ini hanya sedikit dari kisahku pagi ini. Sedikit kisah yang meski aku tak tahu kau akan paham atau tidak, namun aku tetap ingin menyampaikannya. Terimakasih telah menjadi ranah yang baik, tempat untukku pulang.
Komentar
Posting Komentar