LTSI Arca5
Aku berjalan sendirian di trotoar. Jalanan sepi, tak banyak kendaraan lewat. Sore ini, aku masih memikirkan setiap kata yang Pak Ammar ucapkan padaku beberapa hari lalu. Aku punya kesempatan besar untuk mengubah diriku menjadi lebih baik, —bersama Pak Ammar tentunya—sosok laki-laki yang akan menuntunku. Bertahun-tahun aku berharap mendapatkan seorang pendamping yang baik agamanya, baik akhlaknya, seseorang yang setia dan bisa membahagiakanku di dunia juga di akhirat. Selama ini aku tidak pernah tahu bahwa ternyata Pak Ammar adalah mantan santri yang sudah mengenal dunia pesantren sejak kelas tujuh. Ia tak pernah menampakkan diri sebagai seorang pria yang fasih dalam masalah agama. Baru kemarin aku tahu bahwa ternyata keilmuannya sudah sangat tinggi. Pak Ammar, ternyata juga seorang penghafal Al-Qur'an. Ia hafal lanjutan dari setiap ayat yang ku bacakan. Ia pintar memasak dan mandiri. Jika...