Seraya Bersamaku

Aku mencintai aku, dengan segala rapuhku

Layaknya langit yang senantiasa bangga dengan petirnya

Begitupun laut yang tetap mendekap ombaknya

 

Aku tak membenci rapuhku,

meski  aku tahu, terkadang ia dapat melelapkan warnaku

selayaknya petir yang kerap menyita anggunnya langit

juga, ombak yang tak jarang membatalkan pesona laut.


Aku tercipta bersama rapuhku, secara seraya

aku tak mencoba membunhnya, 

meski terkadang ia menyerupai jalang yang hendak melahapku

aku hanya mencoba menyesuaikan kehadirannya,

melerai segala kobaran yang ia ciptakan, 

agar setara dapat selalu kami dapatkan.



27.08.23


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nadi yang Disangka Alibi

Tuan Muda Dari Negeri Renta

Selamat 31 Tahun A IQBAL