Menanti Usai

Aku tengah terlelap. Pikirku, ini hanya sejenak. Barangkali esok aku akan bangun dan berlari lagi. Atau entah kapan aku akan melakukan itu lagi. Aku hanya sedang merasa, keterlelapan ini tak menidurkanku dengan rajutan selimut ketenangan. Seringkali aku merasa dililit selimut kekhawatiran, sesekali melihat Tuan, kemudian kembali tenang. 

Aku bingung, menanti kelanjutan hari-hari yang tak pasti.  Menerka-nerka keberlangsungan sisa usia yang ku jalani. Dan rasanya, semua ini seperti sebuah labirin yang ku lalui dengan peta yang enggan ku baca. Entah, sebab aku merasa telah handal. Atau mungkin aku memang tengah pasrah dengan rasa malas yang masih berdiam di tempatnya. 

Aku sadar, aku tak bisa kemana-mana selain ke depan. Dan di depan sana, ada banyak teka-teki yang entah bagaimana caranya bisa ku lewati. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nadi yang Disangka Alibi

Tuan Muda Dari Negeri Renta

Selamat 31 Tahun A IQBAL